- MAKATEKS INSTITUTEDirektur EksekutifZulkifli PacinnaiSeketaris DirekturMisbahuddinBendahara UmumSakinahKetua ProgramMarissa Mansyur, SHØ PendidikanMuh. Syarief SaifulØ Pengembangan dan PembangunanIndra PratamaØ Media dan ICTMade Hary UdayanaØ Sumber daya organisasiIrwanØ Hubungan MasyarakatHasbullah· Mina Justitia (Tim Konsultasi Hukum dan Sosial)Ketua TimAkriadi Pue Dollah, SHSekretarisRegar Rismoyo Saputra, SHBendaharaFitri Nur Indah Sari, SHKomunikasi dan InformasiTabirul HaqPendampingan MasyarakatWidya ApriliantiPengkajian fenomenaAnnisa Fitriani· Mitra Data (Tim Riset dan Pusat Informasi)Ketua TimResky AwalPenelitian dan InvestigasiA. Syarkawie ThahirHasby MJPusat Inovasi dan pembelajaranIrfanPengkajian PendidikanAgung ArdhyawanFeby WindahPengkajian pengabdian masyarakatTeuku Alwi B.Nirwana Utami· Mitera Pustaka (Perpustakaan)Kepala PerpustakaanSuwandi ArhamPengolahan dan pengembanganMiranda AprilyaniStaf AdministrasiYusuf SyahrirPengadaan dan pembinaan pustakaPutri UtamiPelayanan Referensi dan koleksi khususA. Rizky Marwan DatuloloBidang KeuanganSuharto· Minasata Gallery (Galeri Seni dan Budaya)Kepala GaleriA. Muhammad Isman IsmailPelestarian Cagar Budaya dan KegalerianSri Ayu AnnisaPembinaan kesenian dan tariA. Besse WidyaniDwi DamayantiBidang sejarah dan nilai budayaMuh. IlhamAna OktavisariInternalisasi nilai dan dipolomasi BudayaYuninda ApriyaniSt. Umra Jufri
Makateks Institute
Institusi penelitian, pengkajian, dan pengembangan untuk pendidikan yang lebih progres, beranjak dari ikatan emosional dan persaudaraan untuk Indonesia yang lebih baik.
Senin, 23 Mei 2016
Struktur Pengurus Pelaksana Makateks Institute
Minggu, 15 Mei 2016
Melawan Rindu
Jangan engkau menoleh kebelakang,
aku berada tepat disampingmu.
Untuk melihat kita yang berada di depan,
jangan bertanya lagi.
Pernahkah kita berbicara serius untuk ini?
atau kita sedang berjudi melawan rasa yang enggan kita beri nama ini?
Pulanglah bila engkau sudah lelah,
lelah yang mungkin mengantarmu untuk terjaga dalam lelap.
Jangan bertanya lagi.
Mungkin pada suatu rasa tertentu kita saling membenci,
kebencian yang tak terelakkan.
Kebencian yang mengungguli rindu yang masih berpura-pura ini,
berhenti dan pulanglah.
Jangan bertanya lagi.
Makassar, 15 Mei 2016
A. Syarkawie Thahir
aku berada tepat disampingmu.
Untuk melihat kita yang berada di depan,
jangan bertanya lagi.
Pernahkah kita berbicara serius untuk ini?
atau kita sedang berjudi melawan rasa yang enggan kita beri nama ini?
Pulanglah bila engkau sudah lelah,
lelah yang mungkin mengantarmu untuk terjaga dalam lelap.
Jangan bertanya lagi.
Mungkin pada suatu rasa tertentu kita saling membenci,
kebencian yang tak terelakkan.
Kebencian yang mengungguli rindu yang masih berpura-pura ini,
berhenti dan pulanglah.
Jangan bertanya lagi.
Makassar, 15 Mei 2016
A. Syarkawie Thahir
Sabtu, 14 Mei 2016
Menyapa Politik
Politik jangan ditafsir keliru. Saat manusia mulai belajar ’bersiasat’
dalam hidup, maka politik telah melekat dalam dirinya. Semua pihak harus
menjernihkan penafsiran yang membantu bangsa ini mampu melihat politik
dalam seluruh relasi, tapi juga bisa memberi batas perbedaan antara
sejarah politik, partai politik, aktifis partai, politisi parlemen, dan
kebijakan politik. Rakyat Indonesia sudah miskin, jangan lagi ditambahi
dengan kebodohan. Miskin dan tidak berpengetahuan, pasti melahirkan dua
hal: selalu salah kaprah dan mudah dijebak zaman dan ujung-ujungnya pasti "Baper"
Politik adalah panglima. Seluruh sistem ketatanegaraan kita, harus
berdiri diatas politik yang berdaulat dan bertanggung-jawab atas
penghidupan rakyat. Politik ini bergerak dimedan sosial, ekonomi,
kebudayaan, pengetahuan, dan pertahanan-keamanan. Konsensus politik
nasional lalu dituangkan menjadi aturan kolektif: Konstitusi Negara.
Undang-Undang Dasar 1945 adalah fondasi hukum nasional sekaligus panduan
hukum tertinggi. Keputusan politik eksekutif dan legislatif (MPR/DPR)
hingga Peraturan Daerah(PERDA), tak boleh ingkar sedikitpun.
Orde lama memberi pelajaran tentang pentingnya satu gagasan politik luar negeri (regional dan internasional). Saat
ini, Indonesia belajar banyak atas peta global dan bagaimana cara
menjadi pelopor/konsolidator perjuangan bangsa-bangsa pasca-kolonial. Sayang,
mekanisme politik dalam negeri tak secanggih politik luar negeri.
Pemerintah akhirnya kelelahan sendiri menghadapi pertentangan politik
antar faksi dan golongan politik nasional. Saat bersamaan, badai perang
dingin antara blok barat(AS) dan blok timur(Uni Soviet) makin meningkat. Ideologi ini tumbang, dengan biaya sosial sangat mahal dan jutaan rakyat jadi
korban.
Soeharto naik ke tampuk kekuasaan, setelah berhasil memanfaatkan
situasi. Orde Baru dimulai, seluruh instrumen pendukung NASAKOM (ideologi politik utama Soekarno), dikunci dipinggir panggung politik nasional.
Bahkan ditahun 1974, ia menetapkan kebijakan Fusi Partai dengan
mengebiri partai politik menjadi dua arus besar: Partai Islam berkumpul
di PPP (Partai Persatuan Pembangunan) dan Partai Nasionalis di PDI (Partai
Demokrasi Indonesia). Lalu Pemerintah sendiri punya kaki politik yaitu:
GOLKAR (Golongan Karya). Dengan cara ini, rezim Soeharto bisa bertahan
lama.
Karena faktor pesanan politik Blok Barat, maka Soeharto sibuk dengan
politik dalam negeri. Semua yang tidak sesuai dengan pikiran dan
keinginan pemerintah akan dihancurkan. Bermacam-macam judul dilekatkan
sebagai label ekstrim kiri (komunis/sosialis), ekstrim kanan (fundamentalis), dan
OTB (Organisasi Tanpa Bentuk). Ini fakta politik yang telah menjadi
bagian tak terpisah dari sejarah politik Indonesia. Soeharto tak
sepopuler Soekarno dilevel Internasional, karena rezim Orde Baru lebih
sibuk mematai-matai dan berkonfrontasi dengan rakyatnya sendiri. Perang
Dingin berakhir, maka berakhir pula kekuasaan Soeharto.
Siapapun pasti akan merasa lelah dengan proses jatuh bangun kekuasaan
politik di Indonesia. Saat orang mulai lelah dengan Soeharto, rakyat
rindu pemimpin seperti Bung Karno. Ketika gerak Reformasi makin suram, entah mengapa rakyat justru "kangen" dengan Soeharto.
Bangsa kita cenderung tidak tahan melakoni satu cita-cita perubahan
kearah hidup yang lebih baik. Terlalu mudah putus asa. Lalu menyerah
dalam jebakan ”romantisasi” atas masa lalu. Politik ideal tidak dibangun
dalam jangkauan pergerakan, tapi hanya menjadi permainan
ingatan dan imajinasi kosong.
Dalam konteks psiko-sejarah oleh Inka Ratna Dewi, bangsa kita dipenuhi beban traumatis masa
lalu yang berjejal memenuhi ruang batin masyarakat. Berakibat pada dua
hal: Ketakutan terlibat dalam politik praktis/formal atau bergerak dalam berbagai sektor dan alur politik atas nama dendam sejarah. Fenomena
pertama hadir karena ’ketakutan’ jatuh dalam perangkap depresi negara.
Sedang soal kelompok sosial-politik yang mengorganisasi diri karena
dendam sejarah menunjukkan motif beragam. Mulai dari keinginan mencapai
kemenangan politik ideologis, hingga sekadar untuk merebut tafsir
kebenaran pengetahuan dan kebudayaan.
Dalam kondisi kekinian bangsa ini masih juga belum mampu "move on" dari romansa masa lalu, figur pemimpin yang muncul menokohkan dirinya pun mencoba tampil dengan menyerap sisa-sisa aura yang diwariskan oleh pemimpin di masa lalu. Suimran Syahir seorang praktisi hukum menyebutkan Indonesia harus bersabar menunggu pemimpin yang hadir bukan hanya menandatangani aturan semata, tetapi ia hadir untuk menyampaikan dan mewujudkan pesan yaitu janji dan cita-cita masa lalu yang belum sempat dikecap oleh bangsa ini.
Sebagai negara, bangsa ini belum berani untuk menentukan prinsipnya sedangkan sudah sangat jelas termaktub dalam konstitusi negara ini. Bangsa ini belum mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik dimana seharusnya sudah cukup khatam dengan melihat usia dan pergolakan politiknya di masa lalu. Ilmu pengetahuan dan progres yang diharapkan mampu membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik justru sibuk berkamuflase dengan "intimidasi" politik internasional yang semakin keras, bangsa ini harus mampu membendung intervensi dunia jika ingin mewujudkan sebuah kedaulatan.
Pemuda dalam hal ini sebagai representasi perubahan harus membiasakan diri terlibat dalam setiap fenomena sosial yang terjadi dan berusaha untuk selalu menetralisir dirinya dalam arus propaganda teknologi/global yang semakin deras. Jika tidak, bangsa ini akan semakin larut dalam hegemoni internasional yang sudah sangat nyata mengincar aset dan kekayaan alam bangsa ini. Oleh karena itu, marilah kita semua sebagai "Pemuda" yang dimaksud diatas menjadi pelopor untuk sebuah perubahan, saling memahami bahwa bangsa ini hadir sebagai pelindung kita semua, yang membawa kita ke arah kehidupan yang lebih baik.
Makassar, 15 Mei 2016
Makateks Institute, Zulkifli Pacinnai
Makateks Institute
Tujuan dari Wadah ini adalah untuk menyediakan Taman Baca,
Buku Bacaan Lengkap, Pemateri Pengkajian, Ruang Mini Peradilan Semu, Konsultasi
dibidang Hukum dan Sosial, Pusat Penelitian dan informasi kualitatif dari sumber yang
independen mengenai pelaksanaan dari sejumlah kegiatan pemerintahan dan
masyarakat yang tidak efektif dalam penyedian kebuuhan dan realisasi, dan
sebagai kebutuhan data – data internal.
Pelaksana kegiatan pada lokasi kgiatan tersebut
juga adalah hal – hal yang bersifat edukasi, baik bagi anak – anak, Pemuda dan
Mahasiswa yang akan berujung kepada masyarakat, tidak terlepas dari kondisi
social hari ini. Juga akan merumuskan beberapa aktifitas di beberapa kecamatan
dimakassar dan daerah Sekabupaten Sulawesi Selatan seperti Sosialisasi Hukum
dan pemberdayaan masyarakat di bidang pengembangan sumber daya manusia.
Untuk memastikan bahwa permasalahan
yang timbul telah tercatat dan dikemukakan, maka tambahan pendidikan yang
berbasis pendalaman
diperlukan untuk menyediakan data mengenai : (i) masalah umum yang terjadi
dibanyak atau bahkan semua lokasi; (ii) masalah spesifik yang dihadapi beberapa
lokasi tertentu; dan (iii) perubahan jangka pendek dan menengah yang dicapai
selama berlangsungnya program. controlin
dari tim dan peneliti lebih mengutamakan pengumpulan data
kualitatif dengan menggunakan metode partisipatif, meskipun pengumpulan data
dengan indikator kuantitatif juga dipergunakan dalam melakukan pemantauan ini.
Sumber informasi utama adalah masyarakat desa/kelurahan dan pihak terkait
(stakeholder), baik yang berpartisipasi langsung dalam program, maupun mereka
yang tidak. Sejumlah data dapat dikumpulkan di tingkat kecamatan, tetapi hanya
sejauh data tersebut berhubungan dengan pelaksanaan program ditingkat
desa/kelurahan.
Makateks Institute tersebut direncanakan untuk menjangkau
semua kabupaten se sul – sel. Lembaga
akan memonitor perkembangan pemahaman Hukum dari masyarakat pedesaan dan kondisi
social baik dari segi kebijakan dan perekonomian sebagai wujud dari kegiatan –
kegiatan eksternal dan pengabdian terhadap masyarakat. dan menyediakan informasi dari sumber
yang independen untuk kemajuan pembangunan masyarakat.Pengguna utama dari
informasi tersebut adalah pelaku program di tingkat propinsi dan kabupaten.
penekanan untuk Lembaga tersebut adalah untuk menyediakan informasi yang
lengkap dan rinci dari sebuah sampel lokasi.
Selain dari kegiatan – kegiatan
social, Makateks Institute adalah wadah konsultasi di bidang hokum dan social yang
bermuara ke masyarakat yang membutuhkan pemahaman tentang Hukum secara luas dan
aspek social. Maka dari itu MI juga adalah wadah yang dapat bersinergi dengan
pemerintah dan masyarakat pada khususnya. Karena didalamnya terdapat dua
organisasi yang bernaung yaitu Law School dan Komper.
Tetapi focus dari MI ini adalah
pengembangan SDM, pengembangan Minat Membaca Mahasiswa dan Masyarakat juga
sebagai wadah pendidikan yang bertujuan pengkajian mendalam terhadap sesuatu
yang dianggap oenting dan produktif sesuai kondisi zaman yang berkembang.
Setiap masyarkat yang ingin
berkonsultasi sekaiatan Hukum dan social, maka wadah ini menyiapkan tenaga
professional dibidangnya dan juga pemuda dan mahasiswa yang tergabung
didalamnya akan mengkaji dan membeda sekaitan dengan permasalahan yang
dikonsultasikan. Sesuai dengan keluhan yang telah di registrasi oleh pengurus
MI.
Makateks Institute memiliki tujuan antara lain ;
·
Bepartsisipasi
dalam membangun bangsa dan negara dengan Membaca.
·
Sebagai
sarana pengembangan Sumber
Daya Manusia yang berkarakter.
·
Menyiapkan sarana dan prasana pengembangan IQ, SQ,
ESQ.
·
Berperan aktif dalam sosialisasi dan perberdayaan di
bidang Hukum dan social di lingkup Masyarakat.
Lembaga ini akan berfocus pada
beberapa aspek
·
Pemeliharaan
SDM anggota ( Pendalaman Keilmuan, Bahasa Inggris )
·
Kajian
intensif
·
Riset
dan investigasi
·
Pengelolaan
data dan Informasi
·
Mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan menyiapkan strategi serta praktek yang dapat dilaksanakan.
·
Penyeberan
informasi dan keterbukaan
·
Mendorong
anggota untuk berperan aktif didalam program ini
·
Mengelola
Sumberdaya yang didapatkan serta menyalurkannya
·
Mitra
masyarakat.
·
Mitra
Pemerintah.
Lembaga Yang Tergabung
Adapun
lembaga yang tergabung sebagai pendukung ialah ;
·
Law School atau sekolah hokum dalam bahasa Indonesia.
Adalah bagian dari organisasi yang tergabung didalam Makateks Institute. Yang
berfocus untuk pendalaman tentang pemahaman Hukum yang bermuara pada
Implementasi terhadap masyarakat.
·
Komper atau Koalisi Mahasiswa Penyatu Perbedaan.
Adalah organisasi yang juga tergabung dalam MI yang berfocus terhadap hal –hal
social seperti di bidang kesehatan, Lingkungan Hidup, ekonomi dan social. Yang
akan berperan aktif didalam kegiatan – kegiatan eksternal.
Sasaran, Wujud dan
Fasilitas Makateks Institute
Adapun
sasaran dari berdirinya Wadah tersebut adalah ;
·
Anak Jalanan.
·
Pelajar.
·
Mahasiswa.
·
Masyarakat.
Wujud
dari Makateks Intitute Antara Lain ;
·
Edukasi
·
Sebagai Perpustakaan.
·
Taman Baca.
·
Pusat Kajian, Informasi dan Penelitian.
·
Konsultasi Hukum dan Sosial.
Fasilitas dari Wadah Makateks Institute
;
·
Kantor
·
Buku Bacaan, Novel dan buku untuk anak – anak.
·
Gasebo – gazebo.
·
W-Fi.
·
Ruang Mini
Peradilan Semu.
Struktur &
Pelaksana Makateks Institute
Struktur Organisasi ;
·
CO Founder
·
Direktur Eksekutif
·
Sekretaris Direktur
·
Bendahara Umum
·
ketua program
·
Staf program
·
Divisi penanggung jawab
·
Tim Kreatif
Struktur Pelaksana
Makateks Instiute ;
·
Hidayat Akbar (
Founder MI )
·
Suimran Syahir (
Founder MI )
·
Zulkifli Pacinnai ( Direktur Eksekutif MI)
·
Misbahuddin (
Sekretaris Direktur MI)
·
Sakinah (
Bendahara Umum MI)
·
Marizha (
Ketua Program )
·
A.Syarkawi Thahir, Agung
Iriawan, Irfan, Resky Awal ( Staf
Program )
·
Andi Isman, Hasby Mj, Yuninda A. Dinda.N ( Tim Kreatif)
·
Divisi – divisi.
Langganan:
Postingan (Atom)